FITNESS & HEALTH
Masyarakat Diimbau Bantu Orang Depresi
Jakarta: Penderita depresi sering kali tak sadar jika dirinya mengalami masa-masa depresi. Ketika orang di sekitarnya menyadari kondisi orang tersebut, masyarakat diimbau ikut membantu atau menolong penderita depresi itu.
"Peran masyarakat sangat besar. Bisa dilihat ketika melihat ada orang yang berubah perilakunya atau ada keluhan yang terus menerus diungkapkan orang itu," ujar Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Dr. dr. Diah Setia Utami, Sp.KJ, MARS, di Pullman Hotel Thamrin, Jakarta Pusat.
Ia memaparkan, bukan hal yang aneh jika penderita depresi tak menyadari kondisi yang tengah dialaminya. Sebab, depresi sendiri memiliki banyak gejala yang terlihat seperti gejala penyakit lain.
Di antaranya, sering masuk angin, mual, muntah-muntah, perut nyeri, dada sesak, sakit kepala atau pusing. Ciri-ciri tersebut hampir sama dengan gejala penyakit mag atau gastritis.
Banyak keluhan fisik layaknya sakit fisik. Orang biasanya tidak bisa menyatakan bahwa dirinya depresi. Tapi yang paling menonjol, kata Dr. Diah, ada keluhan lain yang sering kali dilontarkan.
(Kamu bisa membantu teman yang mengalami depresi dengan ngobrol bersama. Ini merupakan langkah awal dan bisa meringkankan rasa depresinya. Foto: Pexels.com)
Ungkapan bosan atau kecewa dengan hidup yang dijalani. Pada titik ini, Dr. Diah mengimbau agar masyarakat di sekitar orang depresi lebih peka atau sensitif memahami kondisi orang itu, lalu membantunya.
"Ini sudah bisa kita mulai mengambil peran untuk mendengarkan orang itu kenapa. Kalau sudah bisa menangkap dia kenapa, itu sebenarnya orang bisa keluar bebannya dengan let's talk," paparnya.
Terlalu banyak beban yang dipikirkan, merasa tak bisa mengatasinya hingga terjadi stres dan berakhir depresi. Bahayanya, tak jarang orang depresi berniat untuk mengakhiri hidupnya atau melakukan tindakan bunuh diri.
"Kalau dia sudah bilang mau mati saja, artinya kita mesti bawa dia ke orang yang lebih profesional (psikiater)," tuturnya.
Sementara itu, depresi terjadi ketika orang tak bisa menangani stres yang dialami.
Stres sendiri sangat wajar terjadi pada setiap orang karena berbagai tuntutan hidup. Tantangannya, bagaimana upaya mengatasi stres dengan tepat dan setiap orang memiliki cara masing-masing.
(tin)