FITNESS & HEALTH
Depresi, Jangan Tunda ke Dokter Jiwa
Jakarta: Depresi, jika dibiarkan terus-menerus, berisiko bunuh diri. Bahkan tahun 2018 hampir 800 ribu orang meninggal akibat bunuh diri. Lantaran demikian, jangan tunda untuk segera menemui dokter jiwa jika Anda merasa mengalami depresi.
"Orang sering kali menunda datang ke dokter jiwa. Ke dokter umum dulu biasanya karena mengalami gejala sakit lain," ujar dr. Andri, Sp.KJ, FACLP selaku Ahli Psikosomatik.
Sebab, gejala penyakit lain berkaitan dengan gejala depresi yang bisa diperhatikan dari kondisi fisik. Misalnya, perasaan pusing atau mual-mual. Demikian juga dengan gangguan panik.
Dr. Andri menyatakan bahwa gangguan panik sebanyak 48 persennya berasal dari faktor genetik. Sebagian orang telah memiliki kerentanan sendiri untuk mengalami gejala cemas. Selanjutnya, didukung oleh faktor lain.
(Gejala penyakit lain berkaitan dengan gejala depresi yang bisa diperhatikan dari kondisi fisik kamu. Segera periksa ke dokter jiwa. Hilangkan kesan ke dokter jiwa adalah orang yang sakit jiwa/gila. Kamu bisa mendapatkan masukan dan pengobatan untuk psikologi dan kesehatan kamu. Foto: Pexels.com)
"Tapi faktor psikologi, sosial, kehidupan kerja, rumah tangga, dan lain-lain, akhirnya menambah risiko gangguan depresi itu sendiri," paparnya.
Lebih jelas, kata dr. Andri, depresi paling sering dialami oleh gangguan cemas menyeluruh. Ketika memahami bahwa diri tengah mengalami depresi, segera temui dokter jiwa untuk berkonsultasi lebih dalam.
Ada obat khusus yang tepat yang bisa kamu dapatkan dari dokter spesialis kejiwaan. Bukan hanya mendapatkan obat, tapi kondisi ini juga berkaitan dengan bagaimana nantinya kamu bisa mengatasi depresi dan dalam jangka panjang mengurangi risiko bunuh diri.
"Orang terapi ke dokter jiwa bukan cuma biar tenang tapi juga bagaimana dia memperbaiki fungsinya dan meningkatkan kualitas hidupnya," tuturnya.
(tin)